MANUFAKTUR REVOLUSI UNTUK NEGERI

Sunday, October 7, 2018

On October 07, 2018 by tes in    No comments
Implementasi Profesionalisme Dalam Dunia Industri'"
Sikap profesional harus dimiliki seseorang yang menjalankan pekerjaannya sesuai dengan keahlian atau kemampuan yang dimiliki dan harus melakukan sesuatu secara objektif,
Dimana seseorang yang memiliki sikap profesional dapat memposisikan dirinya agar mampu memahami tugas dan tanggung jawab, hubungan dan relasi, serta fokus dan konsisten terhadap urusan pekerjaan. 
persaingan yang ketat dalam dunia kerja membuat sikap profesional menjadi sesuatu yang utama. Sehingga pada saat ini sikap profesional menjadi hal yang cukup penting di dunia kerja karena akan berdampak positif bagi perusahaan dan bagi seseorang tersebut.
Berikut beberapa poin penting dalam sikap profesional:
1.      Mempunyai ketrampilan dan pengetahuan khusus
Dalam dunia kerja, Anda harus mampu meningkatkan kualitas diri Anda dan berpegang teguh untuk melakukan pengembangan ketrampilan dan pengetahuan. Sehingga jika Anda mampu melakukan hal tersebut nantinya Anda akan memiliki kemampuan yang bagus untuk kepentingan pekerjaan Anda. Selain itu, Anda dapat bertahan didalam dunia kerja dan mampu menyukseskan karir Anda kedepannya.
2.      Mempunyai sikap dan sifat yang baik
Dunia kerja tidak hanya memerlukan seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengembangan diri yang bagus akan tetapi lebih pada sikap dan sifat. Dimana sikap dan sifat yang kurang baik ini dapat mengakibatkan kehancuran karir seseorang.

3.      Mempunyai tujuan
Dalam dunia kerja tidak hanya perusahaan yang memiliki tujuan, akan tetapi pekerja juga memiliki tujuan dalam bekerja dan berusaha mencapai tujuannya. Dimana tujuan akan membuat Anda termotivasi sehingga dalam melakukan pekerjaan akan dapat Anda lakukan dengan sungguh-sungguh.


Dari hal diatas memiliki sikap profesional dalam pekerjaan dapat membantu Anda dalam menjadi pribadi yang dapat dihandalkan dalam pekerjaan. Akan tetapi menjadi sosok yang profesional tidak membuat Anda melupakan kehidupan Anda selain bekerja seperti kehidupan pribadi. Hanya saja dengan menjadi seseorang profesional dapat membantu Anda dalam mengatur kelancaraan karir Anda.

 Profesionalisme'

'Pertama apa itu Profesi ?'


Menurut Schein, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.

Menurut Paul F. Comenisch (1983) 
Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian "ketrampilan dan kejuruan".

"Maka dapat disimpulkan bahwa profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya".

Kode Etik Profesi'

Kode Etik Profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. 
Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Pengertian Profesional'

Menurut Kusnanto
profesional adalah seseorang yang memiliki kompetensi dala suatu pekerjaan tertentu.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

"Maka dapat disimpulkan bahwa profesional diartikan sebagai ciri-ciri kekuatan yang dimiliki oleh seseorang berupa kemampuan terhadap suatu bidang keahlian (kompetensi), kesiapan melakukan kompetisi, kemampuan melakukan efisiensi waktu dan kerja, keterampilan, pandai membaca situasi dan keadaan, berpengalaman, memiliki sifat dan hasil kerja yang mengagumkan."

Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan sesuai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut "profesional" dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/kompetisi demi uang.

Profesionalisme berasal dari kata profesion yang bermakna berhubungan dengan profesion dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994).

Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional.

"Ada 8 syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin jadi seorang Profesional:
Menguasai Pekerjaan, Mempunyai Loyalitas, Mempunyai Integritas, Mampu Bekerja Keras, Mempunyai Visi, Mempunyai Kebanggaan terhadap Profesinya, Mempunyai Komitmen, Mempunyai Motivasi"

Jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional.

Cara Menjaga Profesionalisme dalam Pekerjaan;''

1. Miliki tanggung jawab
Artinya seorang profesional harus punya rasa tanggung jawab terhadap pelaksanaan segala hal dalam perjalanan karier dan pekerjaanya. Ia juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa orang-orang yang dilayaninya dan profesinya tidak dirugikan atas sikap dan perbuatannya. Profesional sejati akan selalu belajar meningkatkan kompetensi yang mendukung profesinya, bekerja keras dan tekun berusaha.

2. Bersikap proaktif
Rasa tanggung jawab itu membuat seorang profesional berani mengambil inisiatif untuk melakukan apa saja yang diperlukan demi mencapai standar kualitas, dalam hal ini performa atau kinerja yang tinggi. Ia mengerjakan hal-hal yang bahkan di luar job description, sepanjang itu perlu dilakukan. Tidak selalu menunggu perintah. Akan tetapi inisiatif itu hendaknya tidak berakibat mencemarkan nama baiknya, nama baik profesinya, atau merugikan kepentingan masyarakat luas.

3. Adanya rasa cinta pada pekerjaan
Seorang profesional memiliki passion pada apa yang dikerjakannya. Uang atau penghasilan bukanlah tujuan utama. Seseorang yang mengawali karier hanya demi mengejar keuntungan saja, maka ia tidak akan pernah maju. Kalaupun ia bisa mencapai posisi yang tinggi, ia tidak akan pernah merasa bahagia dalam pekerjaannya. Kerja akan terasa sebagai kewajiban yang membosankan, meresahkan dan menyiksa. Selain itu, cinta juga bisa berarti adanya rasa kepedulian terhadap kebutuhan klien atau orang yang dilayani.

4. Adanya kesetiaan atau loyalitas
Atas dasar cinta tersebut, profesional sejati menunjukkan kesetiaan pada profesi yang dipilihnya. Untuk itu ia akan memperjuangkan dan mempertahankan nama baik profesi agar tidak tercemar oleh kata, sikap dan tindakannya sehari-hari. Ia bertindak hati-hati dan penuh perhitungan, mendisiplin diri untuk terus menerus mengembangkan karakter yang positif.

5. Menundukkan diri pada nilai-nilai etis
Termasuk peraturan perusahaan, peraturan perundangan, dan hukum, sepanjang norma yang berlaku itu sesuai dengan hati nurani. Untuk itu profesional sejati punya integritas yang kokoh.

6. Mau belajar dari kesalahan
Tak ada orang yang steril dari berbuat salah, setiap orang bisa saja melakukan kesalahan. Hindari bersikap arogan dan berkelit dari kesalahan. Seorang professional adalah orang yang terbuka terhadap kritik yang membangun dan terus berupaya meningkatkan diri. Ia juga melepaskan diri dari kecenderungan mencari kambing hitam dan menyalahkan orang lain.

7. Jujur dan bisa dipercaya
Dalam dunia kerja yang ketat kompetisi ini, nilai kejujuran kian diabaikan. Padahal, jika sekali saja ketahuan bahwa seorang karyawan tidak bisa dipercaya, maka jatuhlah reputasinya seketika. Selain itu, seorang professional juga harus bisa memegang rahasia yang dipercayakan.
Ketujuh prinsip tersebut berlaku universal, dimana pun dan apa pun jenis profesi Anda. Jika ketujuh nilai itu bisa dipelihara terus menerus, niscaya reputasi dan kiprah dalam karier Anda akan terjaga dengan sendirinya.

"SEKIAN PENJABARAN PROFESIONALISME' YANG SANGAT DIBUTUHKAN DALAM DUNIA INDUSTRI, SEMOGA SEMUA MANUSIA DAPAT MEMILIKI SIKAP PROFESIONAL YANG TINGGI DI DALAM KEHIDUPAN"



{sumber gambar : https://pixabay.com/en/work-chinese-industrial-1000618/}

Saturday, October 6, 2018

On October 06, 2018 by tes in    No comments

Mekanisme deformasi kriogenik dari CrMnFeCoNi alloy entropi tinggi yang dibuat oleh proses pembuatan aditif laser

article info

Artikel sejarah: Diterima 19 Desember 2017 Diterima dalam formulir revisi 31 Januari 2018 Diterima 1 Februari 2018 Tersedia secara online 8 Februari 2018
Kata kunci: Paduan high-entropy Laser aditif manufaktur Kriogenik Dislokasi kepadatan Deformasi kembaran

abstrak

Well-formed equimolar CrMnFeCoNi high-entropy alloy (H EA) sampel massal dengan sifat tarik yang baik dibuat dengan pengolahan aditif laser (LAM). Untuk menjelaskan mekanisme deformasi, uji tarik dilakukan pada 77 K dan 293 K dan terputus pada strain yang berbeda. Elektron backscatter difraksi dan difraksi sinar-X menunjukkan bahwa kerapatan dislokasi awal yang besar diperkenalkan oleh pengolahan LAM meningkatkan kekuatan luluh secara signifikan dan gerakan dislokasi adalah mekanisme deformasi dominan. Selain itu, kembaran deformasi adalah penambahan besar pada tingkat regangan besar dalam kondisi kriogenik. Kedua mekanisme ini dan interaksi mereka menghasilkan sifat mekanik yang sangat baik dari HEA curah. © 2018 Penulis. Layanan Penerbitan yang disediakan oleh Elsevier BV atas nama KeAi. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).

Pendahuluan

High-entropy alloys (HEAs), tipe baru dari alloy, diperkenalkan oleh Yeh et al., Pada tahun 2004 [1]. HEAs umumnya didefinisikan sebagai paduan yang terdiri dari 5 atau lebih elemen paduan dalam rasio equiatomic atau near-equiatomic adalah unik karena mereka memiliki struktur solusi sederhana (kebanyakan FCC atau BCC) bukan fase intermetalik karena entropi konfigurasinya yang tinggi. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa struktur unik HEA dapat menghasilkan kekuatan tinggi [2] dan kekerasan [3], ketahanan aus yang luar biasa [4], ketahanan korosi yang lebih baik [5], serta sifat listrik dan magnet yang sangat baik [6]. Di antara berbagai jenis HEA, paduan CrMnFeCoNi equiatomic, salah satu yang paling banyak diteliti sejak 2004
[7], telah menarik banyak perhatian dalam banyak aspek, termasuk struktur mikro dan fase [8e10], rekristalisasi [11], strain kisi [12] ], difusi lambat [13], oksidasi [14] dan sifat korosi [5]. Akhir-akhir ini, secara mengejutkan ditemukan bahwa paduan CrMnFeCoNi menunjukkan sifat mekanik kriogenik yang menarik [15,16] sehingga memacu banyak kegiatan penelitian [17e19]. Kekuatan dan keuletannya meningkat secara dramatis dengan penurunan suhu selain ketangguhan retak yang luar biasa pada suhu kamar yang tetap tinggi bahkan pada 77 K. Sifat mekanis kriogenik yang luar biasa ini dikaitkan dengan pembentukan deformasi nano skala yang terjadi di bawah kondisi kriogenik pada skala regangan besar selain planar -slip dislokasi yang merupakan mekanisme deformasi mendasar pada suhu kamar. Dalam kebanyakan penelitian, kembaran deformasi telah diamati pada 77 K pada ~ 20% strain [16] tetapi tidak ada pada 273 K [15,16,19]. Namun,
* Penulis yang sesuai. Shanghai Laboratorium Kunci Pengolahan dan Modifikasi Laser Bahan, Sekolah Sains dan Teknik Material, Universitas Jiao Tong Shanghai, Shanghai 200240, Cina. Faks: þ86 21 34203024.
menurut penelitian G. Laplanche [18], strain kritis untuk kembaran deflasi adalah ~ 7,4% pada 77 K dan ~ 25% pada 293 K sementara tegangan tarik kritis ~ 720 MPa. Terlepas dari semua itu, deformasi ** Penulis yang sesuai. Shanghai Key Laboratory of Material Laser Processing
mechanism melakukan transisi dari aktivitas dislokasi planar-slip ke dan Modifikasi, School of Material Science and Engineering, Shanghai Jiao Tong University, Shanghai 200240, Cina.
Alamat e-mail: fengkai@sjtu.edu.cn (K. Feng), lizg@sjtu.edu.cn (Z. Li). Ulasan rekan di bawah tanggung jawab Dewan Editorial Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri.
kembaran deformasi merupakan hal mendasar bagi sifat mekanik yang luar biasa. Faktanya, kembaran deformasi mengarah pada tingkat pengerasan kerja tinggi yang kontinu sehingga meningkatkan kekuatan dan keuletan.

Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 33e39
https://doi.org/10.1016/j.ijlmm.2018.02.001 2588-8404 / © 2018 Penulis. Layanan Penerbitan yang disediakan oleh Elsevier BV atas nama KeAi. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http: // creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
Daftar isi tersedia di ScienceDirect International Journal of Material Ringan dan pembuatan :

homepage jurnal: https://www.sciencedirect.com/journal/ international-journal-of-ringan-bahan-dan-manufaktur
Pengecoran dan pengecoran busur busur telah digunakan untuk menghasilkan CrMnFeCoNi HEA [16,18,20,21] tetapi ukuran ingot massal terbatas pada laju pendinginan yang cepat dan ingot sering melalui perlakuan panas untuk menghomogenisasi mikro dan komponen. Selain itu, produk as-cast memiliki keterbatasan alami seperti penyusutan dan pori-pori sehingga membutuhkan proses lebih lanjut untuk menghilangkan cacat. Karena kekurangan pengecoran, laser aditif manufaktur (LAM), teknik pengolahan yang fleksibel untuk menghasilkan produk dengan bentuk yang kompleks tanpa cetakan casting telah diterapkan pada pembuatan HEA. Keuntungan besar adalah tingkat solidifikasi tinggi (104e106K / s) [22] yang meningkatkan batas kelarutan padat, memastikan pembentukan fasa larutan padat sederhana, dan menekan segregasi unsur, menghasilkan mikrostruktur kromogen. Meskipun teknologi laser telah diterapkan pada HEA untuk membuat material dan pelapisan massal [23e25], ada beberapa studi tentang pemrosesan laser CrMnFeCoNi HEA. Ye et al. [5] menyiapkan pelapis CrMnFeCoNi HEA pada baja tahan karat 304 dengan kelongsong laser dan menyelidiki perilaku korosi. Teknologi deposisi logam laser digunakan untuk mensintesis CrMnFeCoNi HEA massal dan sifat kompresi dipelajari pada suhu kamar [26]. Terlepas dari studi terbaru, sifat tarik dan mekanisme deformasi dari LAM CrMnFeCoNi HEA, terutama di bawah kondisi kriogenik, jarang diselidiki. Dalam karya ini, teknologi LAM diadopsi untuk membuat CrMnFeCoNi HEA massal dan sifat-sifat tarik ditentukan pada suhu ruang dan suhu kriogenik. Mikro dan mekanisme deflasi kriogenik diselidiki secara sistematis.

Bahan dan metode

Sebagian besar sampel CrMnFeCoNi HEA dengan dimensi 70 mm x 25 mm 3 mm diproduksi pada sistem LAM yang dilengkapi dengan unit laser serat daya tinggi 10 kW (IPG YLS-10000). Baja karbon rendah-ringan Q235 yang dipoles dan dibersihkan permukaan (Si: 0,37, C: 0,17, Mn: 0,08, S: 0,039, P: 0,036, neraca Fe dalam persentase massa) lembar dengan dimensi 150 mm 150 mm 20 mm dipilih sebagai substrat. Bubuk crMnFeCoNi yang terbuat dari logam yang telah dipersiapkan sebelumnya yang dibuat dengan atomisasi gas nitrogen dengan ukuran ~ 50 mm digunakan sebagai bahan penyimpan dan dimasukkan ke dalam kolam lelehan oleh nosel koaksial selama proses LAM. Setelah serangkaian percobaan pendahuluan, parameter LAM optimal (laser po- wer: 1.7 kW, kecepatan pemindaian: 2 mm / s, tingkat pemberian tepung: 10 g / menit) ditentukan. Gas argon kemurnian tinggi digunakan sebagai gas pelindung untuk melindungi bubuk makan dan kolam cair dari oksidasi.

Untuk mengevaluasi sifat tarik dan mempelajari mekanisme deformasi pada temperatur yang berbeda, spesimen dengan bentuk tulang anjing dengan panjang pengukur 10 mm dikerjakan dari CrMnFeCoNi HEA massal dengan arah longitudinal sejajar dengan arah pemrosesan laser. Spesimen tarik dipoles dengan kertas abrasive 1000 # SiC yang menghasilkan lebar pengukur akhir ~ 3,8 mm dan ketebalan pengukur ~ 1,0 mm. Uji tarik dilakukan pada mesin MTS 370 pada tingkat tarik konstan 0,2 mm / menit pada 77 K dan 293 K, masing-masing. Setiap tes dilakukan minimal 3 kali dan hasilnya cukup konsisten. Uji tarik tambahan dilakukan untuk menyelidiki mekanisme deforestasi dan evolusi struktur mikro pada tingkat regangan yang berbeda pada 77 K. Tiga spesimen diuji dan diinterupsi pada berbagai tingkat regangan (6%, 12%, 18%) dan kemudian dipotong menjadi setengahnya. karakterisasi lebih lanjut.

Morfologi dan struktur mikro dari sampel LAM HEA dikarakterisasi oleh mikroskop optik Zeiss Axioplan 2 (OM) dan mikroskop elektron scanning-bidang scanning (NOVA, Nano-SEM230, FEI) setelah pemolesan mekanik dan etsa dengan aqua Z. Qiu et al. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 33e39 34 regia. 

Tingkat segregasi unsur dipelajari oleh spektroskopi energi X-ray dispersif (EDS, Aztec X-Max 80) dan elektron backscattering difraksi (EBSD) digunakan untuk mengungkapkan mikro dan mekanisme deformasi pada tingkat regangan yang berbeda dari 0%, 6%, 12%, 18%, dan 36% pada 77 K. Potongan memanjang dari spesimen dipotong dan disiapkan dengan pemolesan mekanik standar dan polishing vibrasi. Analisis dilakukan dalam sistem EBSD (Aztec HKL Max) beroperasi pada 20 kV dengan ukuran langkah 0,1 mme10 mm. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak HKL Technologies Channel 5. Difraksi sinar-X (XRD) dilakukan pada D8 ADVANCE DA VINCI (Bruker) untuk mengidentifikasi fase dan menghitung konstanta kisi serta kerapatan dislokasi HAL LAM sebelum dan sesudah deformasi. Sumber radiasi adalah Cu K
a (panjang gelombang 1⁄4 1,54 Å). Tingkat pemindaian adalah 1 / menit dan rentang pemindaian adalah 40e100.

Hasil dan diskusi

Pola XRD dari CrMnFeCoNi HEA awal pada Gambar. 1a menunjukkan bahwa LAM HEA memiliki struktur kristal FCC sederhana dengan puncak difraksi pada 43,490, 50,670, 74,460, 90,400, 95,670. Konstanta kisi dihitung menjadi 3,598 Å menggunakan metode ekstrapolasi NelsoneRiley [27]. Gambar OM pada Gambar. 1b menunjukkan mikrostruktur cross-sectional dari CrMnFeCoNi HEA awal. The LAM HEA memiliki struktur dendritik khas tanpa retak dan void jelas. Arah pertumbuhan dendrit tegak lurus terhadap arah pemindaian laser karena pembekuan directional yang cepat dalam proses pembuatan. Distribusi unsur diperoleh dengan analisis titik EDS dari daerah Gambar. 1c dan peta unsur ditunjukkan pada Gambar. 1d menunjukkan bahwa semua elemen paduan pada dasarnya terdistribusi secara homogen dengan pengecualian beberapa presipitat


(ditandai dengan panah pada Gambar. 1c) diidentifikasi sebagai senyawa Mn-kaya dan Cr-kaya yang telah diamati sebelumnya [9,28,29]. Gludovatz et al. [15] dan Gali dkk. [17] telah mengamati partikel Mn-kaya dan Cr-kaya di CrMnFeCoNi HEA tetapi tidak dalam paduan CrFeCoNi bebas Mn, menunjukkan peran Mn dalam formasi. Senyawa kaya Mn dan kaya Cr ini ditemukan dari void fraktur (Gambar 2b) dan bertindak sebagai situs inisiasi yang menurunkan sifat-sifat tarik.


Gambar 2. Menggambarkan kurva rekayasa stressestrain wakil dari CrMnFeCoNi HEA pada 77K dan298 K. 


Hasil kekuatan s y kekuatan tarikdan ultimate s u meningkat sekitar 60% dan 65% untuk 564 MPa dan 891 MPa, masing-masing, sedangkan keuletan meningkat sebesar 38% hingga 0,36 karena suhu menurun dari 298 K menjadi 77 K. Sifat tarik ditingkatkan dengan penurunan suhu konsisten dengan literatur [15,16].

Mekanisme yang mendasari adalah kompleks dan beragam. Sifat-sifat tarik yang sangat baik telah diamati dari CrMnFeCoNi HEAs yang ditebalkan [15e17,19] yang telah mengalami penempaan atau cold / hot rolling, homogenizing annealing, serta rekristalisasi annealing untuk menghilangkan cacat, melarutkan komponen, mengurangi segregasi, dan memperkuat material. 

Seperti yang diamati sebelumnya, struktur mikro LAM CrMnFeCoNi HEA cukup seragam dibandingkan dengan yang disiapkan oleh pengecoran tradisional [8] karena segregasi unsur ditekan karena laju solidifikasi yang cepat. 

Selain itu, pembekuan dan pendinginan yang cepat dapat meningkatkan kerapatan dislokasi [30] sehingga menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi. Di sini, CrMnFeCoNi awal tanpa pemrosesan dan anil diuji untuk menilai sifat-sifat tarik dan mengevaluasi kinerja proses. Kekuatan luluh lebih baik daripada CrMnFeCoNi HEA dengan ukuran butir 50 mm menurut Otto [16] karena kerapatan dislokasi awal yang besar. Namun demikian, karena fluks panas yang sangat berorientasi, kristal dendritik kasar dan berorientasi diperoleh. Dibandingkan dengan butir skala mikrometer yang dilaporkan sebelumnya [15e17,19],
biji-bijian besar tidak diragukan lagi merongrong properti tarik akuntansi untuk mengurangi kekuatan. 



Peta fase pada tingkat regangan yang berbeda pada 77 K pada Gambar. 3a mengungkapkan fase FCC tunggal sesuai dengan XRD. Tingkat pengindeksan lebih dari 99% dan titik yang tidak terindeks dideteksi sebagai senyawa mangan dan kromium atau pori-pori seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Tidak ada transformasi fase yang diamati pada setiap tahap, bahkan di bawah kondisi deformasi plastis yang berat dengan demikian memverifikasi stabilitas tinggi fase FCC. 

Dengan meningkatnya deformasi, kepadatan batas butir sudut-tinggi menurun dan salah satu batas butir sudut-rendah meningkat secara dramatis, menunjukkan meningkatnya kerapatan dislokasi. Deformasi plastik diamati, terutama penampilan batas sub-butir dan mikrostruktur terfragmentasi parah di bagian dalam biji-bijian seperti yang ditunjukkan pada peta Euler pada Gambar. 3b. Namun, [twinning dalam batas 0% ε, 6% ε, dan 12% ε, (P3 twinned-butiran 1⁄4 60 <111>) tidak dapat ditemukan digambarkan oleh garis kuning pada Gambar.3a. Ketika ketegangan meningkat menjadi 18%, jelas Gambar. 1. Fase dan mikro dari sampel massal CrMnFeCoNi HEA. 

(a) Pola XRD dari HEA awal yang tidak berefek dan HEA terdeformasi; 
(b) gambar OM dan 
(c) analisis titik EDS (sepuluh poin dipilih secara acak) dari bulk HEA; 
(D) peta EDS dari area yang sama.

Z. Qiu dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 33e39 35

Gambar. 2. Sifat tarik dan morfologi fraktur sampel massal CrMnFeCoNi HEA.
(A) kurva stressestrain rekayasa khas CoCrFeMnNi HEA diuji pada 77 K dan 293 K; 
(B) SEM gambar permukaan fraktur sampel yang diuji pada 77 K.

deformasi kembar muncul (Gambar 3a) dan morfologi kembaran pada pembesaran yang lebih tinggi ditunjukkan pada Gambar. 3c. 

Kepadatan twinning terbatas sementara distribusi sangat heterogen. Ketika regangan mencapai nilai terbesar (~ 36%), kerapatan kembaran meningkat dan kembaran lebih tersebar (Gambar. 3d). 
Meskipun demikian, kuantitas terbatas dan kurangnya kembaran di sebagian besar wilayah menunjukkan bahwa kembaran bukanlah mekanisme deformasi dominan bahkan pada tingkat regangan yang tinggi.

Selain kembaran deformasi, dislokasi dianggap sebagai mekanisme deformasi utama terutama pada tingkat regangan rendah [15,16].


Peta misorientasi lokal (Gambar 4a) digunakan untuk menilai distribusi dan perubahan dislokasi dalam berbagai tahap deformasi. Karena dislokasi biasanya didefinisikan sebagai defek garis yang menyebabkan pergeseran relatif kisi kristal, kepadatan dislokasi dapat diungkapkan oleh perbedaan orientasi antara titik-titik yang berdekatan [31] oleh modul misorientasi lokal EBSD. 

Jelas bahwa densitas dislokasi meningkatkan Z. Qiu et al. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 33e39 36

Gambar 3. Analisis EBSD dari sampel curah CrMnFeCoNi HEA pada tingkat regangan yang berbeda pada 77 K. (a) Peta fase; (b) peta Euler; (c) dan (d) Memperbesar peta Euer dari area yang dilingkari oleh persegi panjang merah di (b). 

cepat dan keseragaman menjadi lebih baik dengan meningkatnya ketegangan, menunjukkan bahwa dislokasi memainkan peran penting dalam semua tahap deformasi. Intensitas dislokasi yang tinggi dapat disimpulkan dari patch merah dan oranye yang diamati di sekitar 36% ε.
Z. Qiu dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 33e39 37

Gambar 4. Densitas dislokasi sampel massal CrMnFeCoNi HEA pada tingkat regangan yang berbeda dan interaksi antara dislokasi dan kembaran. (a) Peta misorientasi lokal HEA pada tingkat ketegangan yang berbeda pada 77 K; (B) kerapatan Dislokasi HEA awal yang tidak berefek dan HEA yang terdeformasi; (c) Morfologi kembaran cacat dan peta misorientasi lokal yang sesuai.

Untuk menentukan perbedaan kerapatan dislokasi antara CrMnFeCoNi HEA awal dan satu dalam 36% ε, XRD kuantitatif dilakukan. Hubungan antara kerapatan dislokasi dan lebar penuh pada setengah maksimum (FWHM) [32,33] ditunjukkan sebagai berikut :

ðhklÞ (1) di mana b ðhklÞ adalah r ðhklÞ adalah kerapatan dislokasi dari berbagai permukaan kristal, FWHM dari puncak difraksi terkait, dan b mewakili untuk vektor Burt. Pola XRD dari cacat (36% ε) CrMnFeCoNi HEA ditunjukkan pada Gambar. 1a. Struktur kristal FCC sederhana dengan puncak difraksi pada 43,685, 50,653, 74,603, 90,541 dan 96,162 diidentifikasi sesuai dengan hasil EBSD yang menunjukkan stabilitas fase yang sangat baik di bawah tekanan. The FWHM dari CrMnFeCoNi HEA undeformed / deformasi dihitung menggunakan MDI dan Jade komparatif 6.5 (USA) perangkat lunak.

analisis r ðhklÞ r ðhklÞ dapat ditunjukkan pada Gambar. 4b. b ðhklÞ dan b

Kerapatan dislokasi dari permukaan kristal yang berbeda dua atau tiga kali lebih besar setelah deformasi mengkonfirmasikan peran penting dislokasi selama deformasi. Kepadatan dislokasi dari CrMnFeCoNi HEA awal adalah substansial dan lebih besar dari itu dalam literatur [18,20]. 

Ini mungkin disebabkan tingginya tingkat pembekuan dan pendinginan yang merupakan keuntungan dari teknologi LAM. Kerapatan dislokasi di sebagian besar logam polikristalin anil adalah 10
sampai 10 8cm À2, sedangkan yang dalam logam setelah deformasi dingin yang parah dapat sebesar 10
10 hingga 10-12 cm À2. 

Jumlah besar dislama tions diperkenalkan oleh pengolahan laser tidak diragukan lagi meningkatkan kekuatan luluh yang lebih tinggi daripada CrMnFeCoNi HEA dengan ukuran butir yang sama [16]. Menurut laporan sebelumnya [15,16,34], karena energi kesalahan penumpukan moderat, tegangan gesekan kuat yang disebabkan oleh distorsi kisi mempromosikan slip baru jadi planar dan slip planar dari dislokasi tipe 1/2 <110> pada {111 } pesawat dan merupakan mekanisme deformasi dasar di CrMnFeCoNi HEA. Oleh karena itu, kekuatan tarik akhir yang tinggi berasal dari interaksi dislokasi besar-besaran. Namun demikian, efek kembaran deformasi pada tingkat regangan tinggi tidak dapat diabaikan. Ini merupakan mekanisme deformasi tambahan dan lebih jauh lagi, interaksi antara dislokasi dan kembaran menyebabkan peningkatan dislokasi. Seperti ditunjukkan pada Gambar. 4c, ada banyak dislokasi di sekitar kembar. Kembar dapat menghambat gerakan dislokasi, yang menghasilkan akumulasi dislokasi terus menerus, memastikan tingkat pengerasan kerja yang tinggi. Akibatnya, sifat tarik yang baik diamati di bawah kondisi kriogenik sebagai akibat dari dislokasi dan kembaran deformasi serta interaksi mereka.

Kesimpulan

Singkatnya, sampel CrMnFeCoNi HEA massal berukuran besar diproduksi oleh pemrosesan LAM dan struktur mikronya, sifat-sifat tarik di kamar dan suhu kriogenik, serta mekanisme deformasi dipelajari. Sampel HEA massal memiliki fase FCC homogen dan struktur dendritik identik. Ini memiliki ruang yang sangat baik dan sifat tarik kriogenik dan kekuatan luluh terutama luar biasa. Pada tahap awal deformasi, dislokasi melimpah yang diperkenalkan oleh LAM meningkatkan kekuatan luluh. Selama deformasi, dislokasi meluncur adalah mekanisme dominan dan kembaran deformasi yang muncul pada tingkat regangan besar dalam kondisi kriogenik memainkan peran penting dalam meningkatkan kekuatan dan keuletan utama. Hambatan gerakan dislokasi yang disebabkan oleh kembar dapat memperkuat sampel HEA massal juga.

Ucapan Terima Kasih

Dukungan keuangan dari National Science Foundation Alam Cina di bawah hibah nomor 51775338, "Chen Guang" proyek Shanghai Komisi Pendidikan Kota, Shanghai Pendidikan
Z. Qiu et al. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 33e39 38 1⁄4 b2 ðhklÞ 4.35b2

Yayasan Pengembangan (Hibah Nomor 13CG07), proyek sarjana muda “Chenxing” Universitas Jiao Tong Shanghai (Hibah Nomor 14X100010017), 

Hibah Penelitian Hong Kong Council (RGC) General Research Funds (GRF) No. 11301215, dan City University of Hong Kong Applied Research Grant (ARG) No. 9667122 diakui.







Referensi
[1] JW Yeh, SK Chen, SJ Lin, JY Gan, TS Chin, TT Shun, CH Tsau, SY Chang, paduan tinggi-entropi berstrukturnano dengan beberapa elemen utama: konsep desain paduan baru dan hasil, Adv. Ya Mater. 6 (2004) 299e303. [2] YJ Zhou, Y. Zhang, YL Wang, GL Chen, paduan solusi padat AlCoCrFeNiTix dengan sifat mekanis suhu kamar yang sangat baik, Appl. Phys. Lett. 90 (2007) 181904. [3] WR Wang, WL Wang, Wang SC, YC Tsai, CH Lai, JW Yeh, Pengaruh penambahan Al pada struktur mikro dan sifat mekanik AlxCoCrFeNi high-entropy alloys, Intermetallics 26 (2012) 44e51 . [4] MH Chuang, MH Tsai, WR Wang, SJ Lin, JW Yeh, Mikro dan memakai perilaku AlxCo1.5CrFeNi1.5Tiy high-entropy alloys, Acta Mater. 59 (2011) 6308e6317. [5] QF Ye, K. Feng, Li ZG, FG Lu, RF Li, J. Huang, YX Wu, Mikrostruktur dan sifat korosi CrMnFeCoNi lapisan paduan entropi tinggi, Appl. Berselancar. Sci. 396 (2017) 1420e1426. [6] YF Kao, SK Chen, TJ Chen, PC Chu, JW Yeh, SJ Lin, Listrik, magnetik, dan Hall properti AlxCoCrFeNi tinggi-entropi paduan, J. Alloy. Comp. 509 (2011) 1607e1614. [7] B. Cantor, ITH Chang, P. Knight, AJB Vincent, Pembangunan mikro dalam paduan multikomponen ekuatomik, Mater. Sci. Ya A 375e377 (2004) 213e218. [8] ML Brocq, A. Akhatova, L. Perri`sere, S. Chebini, X. Sauvage, E. Leroy, Y. Champion, Wawasan ke dalam diagram fase dari CrMnFeCoNi paduan entropi tinggi, Acta Mater. 88 (2015) 355e365. [9] EJ Pickering, R. Mu ̃noz-Moreno, HJ Stone, NG Jones, Presipitasi di paduan entropi entropi tinggi CrMnFeCoNi, Scripta Mater. 113 (2016) 106e109. [10] CC Tasan, Y. Deng, KG Pradeep, MJ Yao, H. Springer, D. Raabe, Ketergantungan komposisi stabilitas fase, mekanisme deformasi, dan sifat mekanik sistem paduan entropi CoCrFeMnNi tinggi, Jom 66 (2014) 1993e2001. [11] PP Bhattacharjee, GD Sathiaraj, M. Zaid, JR Gatti, C. Lee, C.-W. Tsai, J.- W. Yeh, Mikrostruktur dan evolusi tekstur selama annealing CoCrFeMnNi paduan entropi equiatomik, J. Alloy. Comp. 587 (2014) 544e552. [12] LR Owen, EJ Pickering, HY Playford, HJ Stone, MG Tucker, NG Jones, Sebuah penilaian strain kisi dalam paduan high-entropy CrMnFeCoNi, Acta Mater. 122 (2017) 11e18. [13] KY Tsai, MH Tsai, JW Yeh, Difusi lamban di CoeCreFeeMneNi high-
entropy alloys, Acta Mater. 61 (2013) 4887e4897. [14] G. Laplanche, UF Volkert, G. Eggeler, EP George, Perilaku oksidasi dari,
paduan high-entropy CrMnFeCoNiOxid. Logam 85 (2016) 629e645. [15] B. Gludovatz, A. Hohenwarter, D. Catoor, EH Chang, EP George, RO Ritchie, Sebuah paduan high-entropy tahan-retak untuk aplikasi cryogenic, Science 345 (2014) 1153e1158. [16] F. Otto, A. Dlouhý, C. Somsen, H. Bei, G. Eggeler, EP George, Pengaruh suhu dan struktur mikro pada sifat tarik dari CoCrFeMnNi high-entropy alloy, Acta Mater. 61 (2013) 5743e5755. [17] A. Gali, EP George, Sifat tarik dari paduan entropi tinggi dan menengah,
Intermetallics 39 (2013) 74e78. [18] G. Laplanche, A. Kostka, OM Horst, G. Eggeler, EP George, evolusi Mikrostruktur dan stres kritis untuk kembaran di CrMnFeCoNi high-entropy alloy, Acta Mater. 118 (2016) 152e163. [19] MJ Jang, SH Joo, CW Tsai, JW Yeh, HS Kim, perilaku deformasi kompresif dari CrMnFeCoNi high-entropy alloy, Bertemu. Mater. Int. 22 (2016) 982e986. [20] N. Stepanov, M. Tikhonovsky, N. Yurchenko, D. Zyabkin, M. Klimova, S. Zherebtsov, A. Efimov, G. Salishchev, Pengaruh cryo-deformasi pada struktur dan sifat-sifat CoCrFeNiMn tinggi- entropy alloy, Intermetallics 59 (2015) 8e17. [21] F. Otto, A. Dlouhý, KG Pradeep, M. Kubˇenov ́a, D. Raabe, G. Eggeler, EP George, Dekomposisi fraksi entropi fase tunggal CrMnFe- CoNi setelah anil berkepanjangan pada suhu menengah, Acta Mater. 112 (2016) 40e52. [22] M. Zhong, W. Liu, kelongsong permukaan Laser: keadaan seni dan tantangan, Proc. Inst. Mech. Ya Bagian C: J. Mech. Ya Sci. 224 (2010) 1041e1060. [23] Y. Shon, SS Joshi, S. Katakam, R. Shanker Rajamure, NB Dahotre, Laser aditif sintesis lapisan paduan entropi tinggi pada aluminium: perilaku korosi, Mater. Lett. 142 (2015) 122e125. [24] I. Kunce, M. Polanski, K. Karczewski, T. Plocinski, KJ Kurzydlowski, karakterisasi Mikrostruktur paduan entropi tinggi AlCoCrFeNi yang dibuat oleh pembentukan bersih yang direkayasa dengan laser, J. Alloy. Comp. 648 (2015) 751e758.
[25] J. Joseph, T. Jarvis, X. Wu, N. Stanford, P. Hodgson, DM Fabijanic, Studi komparatif dari struktur mikro dan sifat mekanis dari paduan entropi laser langsung yang dihaluskan dan melarutkan busur AlxCoCrFeNi, Mat . Sci. Ya A 633 (2015) 184e193. [26] C. Haase, F. Tang, MB Wilms, A. Weisheit, B. Hallstedt, Menggabungkan pemodelan termodinamika dan pencetakan 3D campuran bubuk elemen untuk penyelidikan throughput tinggi dari alloy entropi tinggi menuju penyaringan alloy cepat dan desain, Mat. Sci. Ya A 688 (2017) 180e189. [27] V. Ganesan, K. Girirajan, parameter kisi dan ekspansi termal cscl dan csbr dengan difraksi serbuk x-ray. saya. ekspansi termal cscl dari suhu kamar ke 90 k, Pramana 27 (1986) 469e474. [28] JY Dia, C. Zhu, DQ Zhou, WH Liu, TG Nieh, ZP Lu, aliran steady state dari paduan entropi FeCoNiCrMn tinggi pada suhu tinggi, Intermetallics 55 (2014) 9e14. [29] B. Schuh, FM Martin, B. V ̈olker, EP George, H. Clemens, R. Pippan, A. Hohenwarter, Sifat mekanik, struktur mikro dan stabilitas termal
Z. Qiu et al. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 33e39 39
dari paduan CoCrFeMnNi high-entropy nanokristalin setelah deformasi plastik berat, Acta Mater. 96 (2015) 258e268. [30] WJ Sames, Daftar FA, S. Pannala, RR Dehoff, SS Babu, Metalurgi dan pengolahan ilmu manufaktur aditif logam, Int. Mater. Wahyu 61 (2016) 315e360. [31] W. Pantleon, Menyelesaikan konten dislokasi geometrik yang diperlukan dengan difraksi serpihan balik elektron konvensional, Scripta Mater. 58 (2008) 994e997. [32] R. Jia, Y. Zhang, H. Guo, Perhitungan takdir dislokasi menggunakan difraksi sinar-X untuk lapisan homoepitaxial 4H-SiC, Guang pu xue yu guang pu fen xi1⁄4Guang pu 30 (2010) 1995e1997. [33] X. Wang, F. Cui, G. Yan, Y. Li, Studi tentang perubahan kepadatan dislokasi selamadingin
penggulungan40Cr, Mech China. Ya 24 (2013) 2248e2252. þ2256. [34] MJ Yao, KG Pradeep, CC Tasan, D. Raabe, Sebuah fase baru, fase tunggal, non-equiatomic FeMnNiCoCr-entropi tinggi dengan stabilitas fase yang luar biasa dan daktilitas tarik, Scripta Mater. 72e73 (2014) 5e8.


Sunday, August 26, 2012

On August 26, 2012 by tes in    No comments
Teknologi air jet kavitasi baru untuk meningkatkan jumlah dan ukuran gelembung kavitasi dan pengaruhnya pada permukaan Al murni

Universitas Sains Tokyo, Yamaguchi, 1-1-1 Daigaku-Dori, Sanyo- Onoda, Yamaguchi 756-0884, Jepang
articleinfo

abstrak
Saat ini, berbagai elemen paduan ditambahkan ke Al untuk memperkuatnya, yang mempersulit proses daur ulang di akhir masa pakai produk. Dalam studi ini, kami fokus pada air jet cavitation (WJC) sebagai sarana untuk mengeraskan Al murni. Ketika perawatan ini dilakukan, efek peening dapat meningkatkan kekerasan dekat permukaan dan menerapkan tegangan sisa kompresi, sehingga meningkatkan kekuatan kelelahan. Namun, pengolahan WJC membutuhkan tekanan air yang tinggi, yang pada umumnya berarti penggunaan pompa besar dan mahal. Dalam penelitian ini, kami mengembangkan nosel tambahan yang meningkatkan jumlah dan ukuran gelembung kavitas dalam buangan dari nosel jet air. Selain itu, kami mengevaluasi efek waktu pemrosesan WJC yang lebih lama pada permukaan Al murni. Nosel WJC konvensional menghasilkan gelembung udara yang membentuk erosi di pusat jet. Ketika pengolahan WJC dilakukan dengan nosel aliran berputar baru, peningkatan kavitasi melemahkan pengaruh gelembung pembentuk erosi. Dalam pemrosesan titik tetap Al murni dengan nosel baru, permukaan spesimen mengalami berbagai proses erosi kavitasi yang membentuk struktur mirip spons, struktur berlapis di sekitarnya, dan partikel yang terlepas. Ketika waktu pemrosesan ditingkatkan, area yang terkena diperpanjang dan memiliki lebih banyak tampilan peen. © 2018 Penulis. Layanan Penerbitan yang disediakan oleh Elsevier BV atas nama KeAi. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
Pendahuluan
Al dan Al paduan memiliki sifat fisik dan kimia yang sangat baik, dan mereka memiliki banyak aplikasi, dari barang-barang rumah tangga hingga pesawat terbang dan mobil. Untuk menanggapi permintaan yang meningkat untuk aplikasi baru, sifat-sifat Al telah ditingkatkan dengan paduan dengan berbagai elemen. Dengan demikian, variasi Al saat ini sangat besar, unsur-unsur yang ditambahkan ke Al juga rumit, dan proses daur ulang sulit [1]. Jika sifat mekanik Al murni dapat ditingkatkan tanpa perlu membentuk Al paduan, daur ulang akan disederhanakan. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai metode telah dipelajari secara ekstensif untuk meningkatkan sifat mekanik tanpa menambahkan elemen paduan.
Teknologi jet air adalah jenis metode kerja dingin, dan telah digunakan di banyak bidang, termasuk teknik sipil, arsitektur, dan mesin. Dalam teknik ini, air dibuang dari nozel yang direndam dalam air, dan telah digunakan untuk mempelajari aliran air jet dan mengembangkan aplikasi baru.
Metode pengolahan air jet yang tersedia termasuk kalkun air jet (WJC) [2e5], cavitation multifungsi [3,4,6 e9], dan jet kaval di udara [10e12]. Di sini, kami fokus pada teknologi WJC, di mana permukaan benda kerja diproses menggunakan jet kavitasi berkecepatan tinggi di tangki berisi air. Tekanan impak yang dihasilkan sedikit merusak lapisan permukaan material secara plastis dan menghasilkan efek peening yang meningkatkan kekerasan dekat permukaan dan menerapkan tegangan sisa tekan dengan menginduksi gaya penahan antara lapisan bawah dan permukaan. Efek keseluruhannya adalah meningkatkan kekuatan kelelahan [5,13,14]. Untuk alasan itu, jika pengobatan WJC diterapkan pada produk industri yang terbuat dari Al atau paduan Al, adalah mungkin untuk meningkatkan kekerasan di dekat permukaan, memperpanjang umur logam saat menggunakan elemen paduan yang tidak atau lebih sedikit, dan meningkatkan daya daur ulangnya. .
Namun, WJC umumnya membutuhkan tekanan tinggi, dan permukaan spesimen sulit diproses jika tekanan air yang dikeluarkan dari nosel terlalu rendah. Dengan demikian, teknologi WJC umumnya membutuhkan pompa besar yang memiliki tekanan debit tinggi untuk meningkatkan proses, yang tidak menguntungkan dari sudut pandang ukuran aparatus, biaya peralatan, dan kebisingan. Oleh karena itu, perlu

Dalam penelitian ini, kami mengembangkan nosel tambahan yang meningkatkan jumlah dan ukuran gelembung kavitasi dalam pembuangan dari nozzle jet air (nozzle WJ). Selain itu, efek WJC pada permukaan Al murni diproses untuk waktu yang lama diselidiki.
Bahan dan metode 
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Al murni yang dibuat oleh Nippon Light Metal Co., Ltd., komposisi kimia yang ditunjukkan pada Tabel
1. Sampel Al dipotong menjadi spesimen persegi dengan dimensi 60 Â 60 Â10 mm. Untuk menghilangkan kekasaran permukaan dan meningkatkan kemampuan kerja, permukaan spesimen digiling dengan rata untuk kekasaran rata-rata (Ra) 0,193 μm.
Gambar 1 adalah diagram skematik peralatan yang digunakan untuk pemrosesan WJC. Pengaturan ini mirip dengan aparatus WJC konvensional, dengan nosel tetap dalam air pada suhu kamar dan air dipompa pada tekanan buangan sebesar 35 MPa. Diameter nozzle adalah 0,8 mm, dan jarak antara nozzle dan spesimen adalah 65 mm. Alat pengukur tekanan terpasang ke nozel WJ di lubang masuk. Pengolahan dilakukan dalam tangki stainless-steel berukuran 60 Â45 Â37 cm untuk jangka waktu 2 menit, 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Seperti ditunjukkan pada Gambar. 2, nosel aliran berputar (SFN) dipasang di ujung nozzle WJ. Gambar 2 (a) adalah foto nozzle yang digunakan dalam percobaan, Gambar. 2 (b) menunjukkan mekanisme operasi SFN, dan Gambar. 2 (c) menunjukkan pandangan depan dari nosel SFN. SFN menggunakan pada saluran inflow offset untuk menanamkan gerakan berputar ke gelembung udara yang ditiup keluar dari WJC, yang meningkatkan jumlah dan ukuran gelembung kavitasi dalam buangan dari nozel WJ.

Hasil dan diskusi
Mekanisme untuk meningkatkan jumlah dan ukuran gelembung kavitasi
Bagian ini memberikan penjelasan eksperimental dan teoritis tentang bagaimana SFN yang melekat pada nozel WJ menghasilkan gelembung kavitasi tekanan tinggi. Kami mengukur tekanan statis pada saluran masuk nosel, dan itu menurun ketika tekanan dinamis pada outlet nosel meningkat. Tekanan statis adalah À8,5 kPa (pengukur) untuk nozel WJ saja dan À36,5 kPa (pengukur) untuk nozel WJC dengan SFN terpasang. Di SFN, kecepatan aliran pada discharge nozzle WJ cepat, tetapi menurun karena tekanan statis menurun, yang disebabkan oleh aliran berputar yang mengelilingi nozzle WJ. Tekanan discharge dan laju aliran pompa tekanan tinggi yang digunakan dalam percobaan ini adalah 35 MPa dan 15 L / menit, masing-masing; Namun, dengan diameter nozzle WJ 0,8 mm, laju aliran dikurangi menjadi 6,9 L / menit. Kecepatan aliran dari nozzle discharge WJ yang diperoleh dari luas penampang nozzle adalah 229 m / s. Untuk menentukan kecepatan aliran pada pintu keluar nosel, luas penampang nosel (S) diperoleh dari diameter nozzle (d), dan laju alir yang diukur (Q) dibagi oleh S. Aliran berputar dalam nosel meningkatkan jumlah kavitasi dan memberikan tekanan yang diperlukan untuk ekspansi gelembung. Jika tekanan internal (p
N ) dari nosel berputar-putar menjadi negatif, kecepatan aliran di lubang masuk (v
I ) dapat diperoleh dengan Persamaan. (1). Tekanan negatif ini adalah gaya yang menarik aliran air untuk menyebabkan berputar. Namun, dalam praktiknya, perlu untuk mempertimbangkan hilangnya pipa inflow dan pipa gesekan kehilangan tekanan,
p
n
1/4 p
i
2
r
v
2 i



(1) adalah di mana p
 adalah koefisien kerugian inflow (0,5), l adalah koefisien tabung gesekan (0,03), d adalah pipa inflow diameter bagian ( 20 mm), dan l adalah panjang pipa inflow SFN (0,05 m). Kecepatan aliran pipa aliran masuk yang sebenarnya (u) dinyatakan oleh Persamaan. (3), dan laju aliran (Q) diekspresikan oleh Persamaan. (4).
Sudut inflow pada saat keluarnya aliran inflow SFN ditetapkan secara eksentrik ke 7 dengan memperhatikan pusat dari SFN. Hal ini menyebabkan aliran berputar untuk membentuk pada posisi yang jauh dari arah injeksi nozzle WJ.
Gambar. 3 (a) menunjukkan hubungan antara tekanan di outlet WJ nozzle (p
n) dan kecepatan aliran di dalam pipa inflow (u), dan Gambar. 3 (b) memberikan hubungan antara p
n dan laju alir (Q).
Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 3, laju alir adalah 6,83 Â 10 3/s dan kecepatan aliran 2,17 m / s untuk SFN dengan tekanan outlet nozzle WJ À36,5 kPa. Di sekitar air yang mengalir di sudut 7 dari pipa inflow, aliran berputar-putar dihasilkan di sepanjang dinding bagian dalam SFN dan sekitar pembuangan nozzle WJ. Aliran berputar lebih lanjut mengurangi tekanan statis sepanjang arah aliran debit. Setelah memasuki 7, aliran berputar terbentuk, tetapi diasumsikan bahwa dinding bagian dalam 64 mm dari nosel SFN adalah aliran berputar paling awal. Dengan demikian, radius maksimum aliran berputar adalah 32 mm, yang merupakan setengah dari diameter dalam 64-mm dari SFN. Aliran vortex di SFN dapat diperlakukan sebagai sirkulasi (G) yang didefinisikan oleh Persamaan. (5),
2p ru 1⁄4 G (5) di
mana r adalah jari-jari sirkulasi. Tekanan vortex (p) diberikan oleh Persamaan. (6),
p 1/4 p
n
A3
m
À
RU2 2 (6) di mana p
n adalah tekanan dalam SFN. Namun, dalam pusaran yang sebenarnya, negara ini tidak dapat dilanjutkan ke pusatnya, melainkan itu
M. Ijiri et al. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 12e20 14
Gambar 2. (a) Foto SFN digunakan dalam percobaan. (b) Mekanisme operasi SFN. (c) Tampilan depan nosel SFN.
membentuk bagian nukleus yang sesuai dengan kekuatan vortex.
Dalam pusaran batin, nilai sirkulasi (G) tidak konstan, dan berubah seperti pada Persamaan. (7), tergantung pada posisi radial, 2pr 1
1/4 G (7)
di mana r 1 adalah jari-jari inti ditentukan dari diameter bagian dalam SFN (32 mm) dan r
c adalah jari-jari nukleus.tersebut.
Gambar  3. Pengaruh (a) volumetrik laju aliran dan (b) kecepatan aliran pada tekanan statis di WJ nozzle discharge.
sirkulasi (G) meningkat saat kecepatan aliran masuk meningkat. Tekanan di tengah pusaran (p
m) lebih jauh berkurang, seperti yang ditunjukkan dalam Persamaan. (8),
(8) di mana p n
adalah tekanan outlet nozzle. Dengan informasi ini, kita dapat menentukan nomor kavitasi (C
a ), yang merupakan nomor tanpa dimensi yang digunakan untuk analisis kavitasi dalam hidrodinamika. Hal ini terutama digunakan untuk menganalisis cairan di mesin dan perlengkapan seperti pompa, perpipaan air, dan peralatan hidrolik.
adalah tekanan representatif (tekanan dinamis), dan v adalah kecepatan aliran perwakilan (laju aliran tengah berputar-putar air jet). Sudut difusi aliran jet diukur menggunakan foto jet. Titik generasi kavitasi sesuai dengan C a
1⁄4 1, dan kavitasi terjadi ketika C
A <1. Angka kavitasi yang lebih kecil dikaitkan dengan lebih banyak kavitasi. Oleh karena itu, berikut ini dapat dikatakan:
 Ketika kecepatan aliran representatif meningkat, kavitasi terjadi
lebih mudah. Umumnya, tekanan uap meningkat dengan meningkatnya suhu [4,9,15], sehingga kavitas cenderung meningkat pada suhu yang lebih tinggi.
Dalam penelitian ini, Gambar. 4 diperoleh dengan memperkirakan kecepatan aliran dari nozzle keluar karena penyebaran jet bebas dari nozzle WJ dan menghitung jumlah kavitasi. Sebagai hasilnya, dapat dilihat bahwa di SFN,

R
0 R
 À p
v
3k
þ p
v
À
2s R
(10)

Gambar 4. Hubungan antara jarak dari nozzle jet air dan nomor kavitasi.
M. Ijiri dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 12e20 15
adalah di mana p
0 tekanan atmosfer (1 atm), s adalah tegangan permukaan, R
0 adalah jari-jari kesetimbangan, R adalah jari-jari gelembung, dan k adalah panas spesifik rasio (1e1.4).
Pusat SFN memiliki tekanan negatif yang besar, sehingga kavitasi mengembang dengan mudah.
Hal ini diverifikasi pada Gambar. 5, yang menunjukkan bahwa ketika radius gelembung awal R
0 1⁄4 10 μm, gelembung dapat berkembang secara signifikan jika tekanan ambien dari cairan di sekitar gelembung memiliki nilai minimum 0,003 bar (absolut tekanan) atau kurang.
Awan kavitasi yang terbentuk di WJC berada dalam keadaan multi-gelembung, dan dengan cepat mengembang ketika tekanan cair pada dinding gelembung mencapai radius gelembung di mana ekspansi yang intens dimulai di bawah tekanan negatif. Satu gelembung air jet di nozzle berputar berputar dalam proses menghasilkan gelembung baru dengan mengulangi pembangkitan, pertumbuhan, dan kolaps. Dalam tahap pertumbuhan gelembung, tekanan yang lebih rendah di SFN memberikan lebih banyak kavitasi yang melelehkan peluang untuk berkembang. Gambar 6 menunjukkan radius tekanan dan gelembung dari proses pertumbuhan gelembung ketika radius gelembung adalah 10 μm, 100 μm, 150 μm, dan 200 μm pada 1 atm. Ketika SFN digunakan, tekanan dikurangi menjadi tekanan absolut sekitar 0,6 atm (garis putus-putus), sehingga gelembung setiap ukuran meningkat sekitar 20%. Selain itu, dalam keadaan multi-gelembung, daerah tekanan rendah lokal terbentuk karena gelembung kolaps. Oleh karena itu, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 6,
gelembung besar cenderung mengembang dengan tekanan yang lebih rendah, dan ketika tekanan lebih rendah dari tekanan kritis, gelembung meluas. Penambahan tekanan suara negatif, seperti dengan radiasi dengan gelombang ultrasonik, diperlukan untuk mengurangi tekanan di bawah tekanan kritis. Seperti dijelaskan di atas, SFN dengan cepat memperluas banyak gelembung yang dihasilkan oleh WJC. Akibatnya, gelembung yang mengalir keluar dari SFN menghasilkan kavitasi bertekanan ultrahigh.
3.2. Perubahan mikrostruktur pada permukaan Al yang diproses dengan SFN
Gambar 7 menunjukkan foto-foto permukaan spesimen yang diproses dengan WJC menggunakan SFN pada empat periode proses yang berbeda (2, 10, 20, dan 30 menit). Sebelum diproses, permukaan spesimen dicat dengan tinta berbasis minyak untuk dengan mudah mengidentifikasi area yang dimodifikasi oleh WJC. Selama setiap interval pemrosesan, area-area yang dilucuti tinta dan peen secara bertahap diperluas, dan variasi diamati di area peened. Alasan mengapa jejak erosi membentuk bentuk cincin setelah pengobatan peening ini dijelaskan oleh Soyama et al. [16].
Setelah 2 menit pemrosesan (Gbr. 7 (a)), area pusat secara intensif dikupas, sedangkan hampir tidak ada jejak peening di sekitarnya. Peening terkonsentrasi pada 5,59 mm atau lebih dari pusat. Hampir tidak ada jejak peening pada 12,0 mm atau
Gambar. 5. Hubungan antara radius gelembung dan tekanan cairan di sekitarnya.
lebih banyak dari pusat. Seiring bertambahnya waktu pemrosesan, area konsentrasi peening bertambah seiring area yang dilucuti tinta juga meluas. Umumnya, diketahui bahwa waktu hancur gelembung hanya 2 μs dan tekanan kolaps maksimum mencapai 1 GPa atau lebih. Nilai ini cukup untuk memotret permukaan material berkekuatan tinggi, seperti baja perkakas atau stellite, dengan pemutusan tekanan 1 GPa atau lebih. Permukaan spesimen Al murni cenderung lebih terkikis karena dampak kavitasi.


Thiruvengadam et al. [17] mengklasifikasikan proses erosi kavitasi menjadi empat periode: periode istirahat di mana erosi sangat sulit
. Gambar 6. Hubungan antara radius gelembung dan tekanan cairan di sekitar dinding gelembung.
M. Ijiri dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 12e20 16

Gambar 7. Perubahan morfologi permukaan setelah (a) 2 menit, (b) 10 menit, (c) 20 menit, dan (d) 30 menit perawatan WJC menggunakan SFN.
terlihat, periode percepatan di mana tingkat erosi secara bertahap meningkat, periode perlambatan di mana laju menurun setelah mencapai puncak, dan periode stasioner. Sebaliknya, menurut percobaan Plesset et al. [18] dan Hobbs dkk. [19], periode puncak lebar, dan ini disebut sebagai periode stasioner. Selain itu, Shalnevs dkk. [20] membagi proses menjadi dua periode: periode istirahat dan periode stasioner. Jadi, tampaknya tidak ada konsensus tentang bagaimana erosi berlangsung dan dijelaskan secara berbeda oleh para peneliti yang berbeda.
Sampai gelembung kavitasi yang sebenarnya runtuh, gelembung-gelembung dikumpulkan di awan pekat dan erosi parah terjadi. Namun, gelembung individu memiliki ukuran, bentuk, jarak yang berbeda dari permukaan dinding, dan interaksi dengan gelembung yang berdekatan, sehingga berbagai tekanan kehancuran diproduksi. Dalam keadaan seperti itu, tekanan runtuhnya gelembung tertentu tidak dapat diselidiki secara langsung, juga tidak dapat kita tentukan frekuensi berbagai tekanan runtuh gelembung yang bekerja pada permukaan spesimen.

Permukaan spesimen yang diproses dengan WJC diamati dengan SEM secara rinci. Gambar 8
menunjukkan gambar SEM dari permukaan yang diproses selama 2 menit. Pada gambar, panel (A), (B), dan (C) sesuai dengan daerah persegi panjang yang ditandai A, B, dan C, masing-masing, pada Gambar. 7 (a). Panel (A) berasal dari pusat peening pada Gambar 7 (a), dan banyak penyok kecil yang diamati. Pada panel (B), banyak alur yang dalam diamati, sedangkan pada panel (C), hanya penampilan pengelupasan tinta yang diamati, dan permukaannya dicukur halus. Partikel yang diamati di permukaan dianggap puing-puing terlepas oleh dampak dari WJC, mengkonfirmasi bahwa kavitasi dampak mengikis permukaan.

Gambar. 9 menunjukkan gambar SEM dari permukaan setelah 10 menit proses. Banyak depresi tidak beraturan terlihat di bagian tengah panel (A), dan partikel yang terlepas yang dihasilkan oleh
dampak WJC terakumulasi dalam depresi yang ditunjukkan pada panel (A0). Partikel-partikel diukur sekitar 1e8 μm ukuran, dan beberapa cacat lainnya dicatat di sekitar depresi, menunjukkan bahwa itu telah dicukur berulang oleh proses kavitasi untuk waktu yang lama.
Gambar. 8. SEM gambar permukaan spesimen setelah perawatan WJC selama 2 menit. Panel (A), (B), dan (C) adalah pembesaran dari kotak putus-putus ditandai A, B, dan C, masing-masing, pada Gambar. 7 (a).
M. Ijiri dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 12e20 17
Gambar 9. Gambar SEM dari permukaan spesimen setelah perawatan WJC selama 10 menit. Panel (A) dan (B) adalah pembesaran kotak putus-putus ditandai A dan B, masing-masing, pada Gambar. 7 (b). Panel (A0) adalah pembesaran salah satu lekukan di panel (A), dan panel (A00) adalah area 3 mm dari pusat spesimen.
Dibandingkan dengan 2 menit pemrosesan, setelah 10 menit, desimal kecil yang terlihat pada Gambar. 8 (A) telah tumbuh dan menjadi terhubung. Dalam Gambar. 9 (B), yang menunjukkan daerah yang paling peen, alur dalam terlihat pada Gambar. 8 (B) telah menjadi terhubung dantidak teratur
depresi yangtelah terbentuk. Ada beberapa cacat di sekitar penyok ini, seperti yang diamati di pusat Gbr. 9 (A), memberikan spesimen penampilan mirip spons. Selain itu, partikel-partikel kecil yang terakumulasi dalam depresi; Namun, ada lebih sedikit daripada yang terlihat pada depresi pada Gambar. 9 (A).
Gambar. 10 menunjukkan gambar SEM dari permukaan setelah 20 menit proses. Dibandingkan dengan 10 menit pemrosesan, Gambar. 10 (A) menunjukkan lebih banyak depresi tidak beraturan, dan spesimen masih memiliki penampilan seperti spons. Namun, di beberapa daerah, seperti yang ditandai

Gambar. 10. SEM gambar permukaan spesimen setelah perawatan WJC selama 20 menit. Panel (A) dan (B) adalah pembesaran kotak putus-putus ditandai A dan B, masing-masing, pada Gambar. 7 (c). Panel (B0) adalah celah yang diamati di daerah yang berdekatan dengan panel (B). Panah hitam di panel (A) menunjukkan area yang tidak terkikis.
M. Ijiri dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 12e20 18
Gambar. 11. Gambar SEM dari permukaan spesimen setelah perawatan WJC selama 30 menit. Panel (A) dan (B) adalah pembesaran kotak putus-putus ditandai A dan B, masing-masing, pada Gambar. 7 (d). Panel (B0) adalah pembesaran retak yang diamati di area yang ditunjukkan pada panel (B).
oleh panah hitam, erosi belum terjadi. Ini juga muncul pada 2 menit dan 10 menit; Namun, tidak jelas mengapa erosi tidak berkembang di lokasi ini. Di Gbr. 10 (B), lubang erosi dalam, dan beberapa retakan ada di permukaan tempat erosi telah diperbesar, seperti ditunjukkan pada Gambar. 10 (B0).
Gambar. 11 menunjukkan gambar SEM dari permukaan setelah 30 menit proses. Pada Gambar. 11 (A), erosi seperti spons yang terlihat pada Gambar. 10 (B) telah mengalami kemajuan, dan banyak lekukan yang tergores mendalam diamati. Seperti yang terlihat pada Gambar. 11 (B), permukaannya tidak rata; Namun, itu tidak memiliki
penampilan seperti spons dan beberapa partikel diamati. Pada Gambar. 11 (B0), retakan ada di permukaan, mirip dengan yang terlihat pada Gambar. 10 (B0). Retakan ini dapat menunjukkan bahwa fraktur intergranular telah berkembang karena permukaan spesimen diregangkan dengan peening.

Gambar. 12 menunjukkan hubungan antara ukuran daerah peened dan waktu pemrosesan, seperti ditunjukkan pada Gambar. 7. Ukuran daerah peened diperoleh dengan rata-rata panjang dan lebar yang diukur dari daerah peened. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 12 (a), area peen A dan B secara berangsur-angsur bertambah seiring dengan bertambahnya waktu pemrosesan. Area C pada Gambar. 12 (b) hampir tidak diproses pada 2 menit, sedangkan sponge-like pressure secara bertahap terbentuk dengan proses lebih lanjut (10e20 menit), dan relung-relung ini menghilang setelah pemrosesan yang lebih lama (30 menit). Namun, area D hampir tidak dimodifikasi oleh pemrosesan, bahkan pada waktu pemrosesan yang lebih lama. Mungkin distribusi gelembung dalam awan kavitasi pada puncak kedua [21] bertanggung jawab atas kurangnya modifikasi di area D, tetapi hasil ini tidak meyakinkan. Ketika waktu pemrosesan meningkat, permukaan spesimen secara berangsur-angsur berkurang dan terkikis, yang berarti bahwa pemrosesan permukaan spesimen dipromosikan ketika jumlah kavitasi meningkat. Diperlukan untuk menyelidiki lebih lanjut perbedaan antara area yang dimodifikasi oleh pengolahan WJC di masa depan.
Gambar. 12. (a) Diameter terukur dari area peened dari permukaan yang diproses WJC ditunjukkan pada Gambar. 7. (b) Diagram WJC permukaan spesimen yang diolah mengidentifikasi area yang menampilkan perbedaan modifikasi.
M. Ijiri dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 12e20 19
Gambar 13. Permukaan spesimen diproses selama 2 menit oleh WJC tanpa SFN.
Secara umum, gelembung bertekanan rendah terbentuk di luar jet air (yaitu, di sekitar pusat jet) karena sirkulasi vortisitas selama pemrosesan dengan WJC. Penelitian ini mengungkapkan bahwa erosi-mempromosikan gelembung udara juga terbentuk di pusat jet. Efek dari gelembung-gelembung ini diamati pada permukaan spesimen lain setelah pengolahan WJC selama 2 menit tanpa SFN, seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 13. Bagian tengah spesimen (panah putih) diamati menggunakan SEM (tidak ditampilkan di sini), dan beberapa lekukan atau alur dalam diamati. Morfologi itu kasar secara keseluruhan, dan bentuknya seolah-olah ada sesuatu yang menekannya. Kami menyimpulkan bahwa gelembung udara yang membentuk erosi bertabrakan dengan wilayah pusat permukaan spesimen, yang menunjukkan tanda peening yang cukup untuk diamati dengan mata telanjang. Ketika SFN digunakan, gelembung udara yang membentuk erosi secara mendalam merasuki pusat setelah 2 menit pemrosesan. Ada kemungkinan bahwa, daripada gelembung udara yang membentuk erosi, awan kavitasi bertanggung jawab untuk memproses pusat spesimen ketika SFN digunakan. Saat ini tidak diketahui mengapa erosi abnormal terjadi di pusat selama pemrosesan. Dalam kasus WJC dengan SFN, keefektifan gelembung-gelembung udara yang membentuk erosi mungkin telah dikurangi oleh pembentukan sejumlah besar kavitasi karena berputar-putar di dalam nosel. Di masa depan, WJC menggunakan SFN dapat menjadi metode yang efektif untuk meningkatkan kekuatan kelelahan Al dan mengurangi kebutuhan untuk paduan logam.
Kesimpulan
Sebuah nosel tambahan dikembangkan untuk meningkatkan jumlah dan ukuran gelembung kavitasi pada debit dari nozzle WJ. Ketika spesimen menjadi sasaran pengolahan permukaan WJC konvensional, modifikasi di pusat spesimen membuat jelas bahwa gelembung udara yang membentuk erosi ada di pusat jet air. Dalam pemrosesan titik-tetap dari Al murni dengan SFN, suatu struktur berlapis-seperti busa yang terbentuk di sekitar pusat, dan bagian-bagian yang terlepas dan suatu area yang diinduksi oleh kavitasi diamati pada permukaan spesimen. Dalam jet air yang dilengkapi dengan SFN, keefektifan gelembung udara pembentukan erosi melemah karena SFN meningkatkan jumlah kavitasi. Efek dari SFN pada waktu pemrosesan ditemukan bahwa bahwa SFN memperlambat erosi di wilayah tengah dibandingkan dengan WJC tanpa SFN.

Ucapan Terima Kasih
Karya ini didukung oleh Inovasi Sains dan Inisiatif Teknologi untuk program Keamanan Badan Akuisisi,
Teknologi & Logistik (ATLA) Jepang. Penelitian ini didukung sebagian oleh Light Metal Educational Foundation, Inc.

Referensi
[1] T. Ohzishi, Lingkungan sosial dan masalah dalam daur ulang aluminium, J. Jpn.
Inst. Cahaya Met. 46 (1996) 525e532. [2] M. Ijiri, D. Shimonishi, D. Nakagawa, T. Yoshimura, Evolusi mikrostruktur dari permukaan ke bagian dalam baja Cr-Mo dengan peening air jet, Mater. Sci. Appl. 8 (2017) 708e715. [3] M. Ijiri, T. Yoshimura, Evolusi permukaan ke mikro struktur baja SCM435 setelah pemrosesan kavitasi bertekanan ultra tinggi dan ultra-tinggi, J. Mater. Proses. Technol. 251 (2018) 160e167. [4] M. Ijiri, D. Shimonishi, D. Nakagawa, K. Tanaka, T. Yoshimura, Permukaan modifikasi dari baja Ni-Cr-Mo oleh multifungsi kavitasi, J. Mater. Sci. Ya A 7 (11e12) (2017) 290e296. [5] K. Hirano, K. Enomoto, E. Hayashi, K. Kurosawa, Pengaruh air jet peening pada ketahanan korosi dan kekuatan kelelahan tipe 304 stainless steel, J. Soc. Mater. Sci. 45 (1996) 740e745. [6] T. Yoshimura, K. Tanaka, N. Yoshinaga, Pengembangan teknologi kavitasi mekanik-elektrokimia, J. Jet. Arus Eng. 32 (2016) 10e17. [7] T. Yoshimura, K. Tanaka, N. Yoshinaga, pengolahan bahan tingkat nano oleh
multifungsi kavitasi, Nanosci. Nanotechnol. e Asia 8 (2018) 41e54. [8] T. Yoshimura, K. Tanaka, N. Yoshinaga, Pengolahan bahan oleh kavitasi mekanik-elektrokimia, Grup BHR 2016 Air Jet (2016) 223e235. [9] M. Ijiri, T. Yoshimura, Peningkatan ketahanan korosi baja paduan rendah dengan pelapisan ulang menggunakan cavitation multifungsi dalam air, 2018 IOP Conf. Ser .: Mater. Sci. Eng 307 (2018) 012040.
M. Ijiri dkk. / Jurnal Internasional Bahan Ringan dan Industri 1 (2018) 12e20 20
[10] T. Yoshimura, K. Waseda, K. Sato, N. Takarayama, Pengembangan air jet peening di udara dan aplikasi untuk resah kelelahan, J. Jet Flow Ya 24 (2007) 11e17. [11] H. Soyama, Pengenalan tegangan sisa tekan menggunakan jet kavitasi
di udara, J. Eng. Mater. Technol. Trans. ASME 126 (2004) 123e128. [12] H. Soyama, Pengamatan kecepatan tinggi dari jet kavitas di udara, J. Fluids Eng.
Trans. ASME 127 (2005) 1095e1101. [13] M. Mochizuki, K. Enomoto, S. Sakata, K. Kurosawa, H. Saito, H. Tsujimura, K. Ichie, Sebuah studi tentang perbaikan stres sisa oleh peening air jet, dalam: Prosiding Konferensi Internasional ke-5 pada Ditembak Peening 5 Int. Conf. pada Ditembak Peening, Oxford, 1993, hlm. 247e256. [14] H. Soyama, Y. Yamauchi, T. Ikohagi, R. Oba, K. Sato, T. Shindo, R. Oshima, Ditandai peening efek oleh kecepatan tinggi jet terendam air. Sisa perubahan sisa pada SUS304, J. Jet. Arus Eng. 13 (1996) 25e32. [15] H. Soyama, M. Asahara, Peningkatan ketahanan korosikarbon
permukaan bajaoleh jet kavitas, J. Mater. Sci. Lett. 18 (1999) 1953e1955. [16] H. Soyama, A. Lichtarowicz, Korelasi berguna untuk jet air kavitasi, Rev.
High Press. Sci. Technol. 7 (1998) 1456e1458. [17] A. Thiruvengadam, Herman S. Preiser, P. Eisenberg, Pada mekanisme kerusakan kavitasi dan metode perlindungan, SNAME Trans. 73 (1965) 241e286. [18] MS Plesset, RE Devine, Pengaruh waktu pencahayaan pada kerusakan kavitasi, J. Basic
Eng. Trans. ASME Ser. D 88 (1966) 691e705. [19] JM Hobbs, Pengalaman dengan uji erosi kavitasi 20 kc, ASTM STP 408
(1967) 159e185. [20] KK Shalnev, JJ Varga, G. Sebestyen, investigasi efek-skala darikavitasi

erosimenggunakan parameter energi, ASTM STP 408 (1967) 220e238. [21] Y. Yamauchi, H. Soyama, K. Sato, T. Ikohagi, R. Oba, Pengembangan erosi dalam jet air terendam berkecepatan tinggi, Trans. Jpn Soc. Mech. Ya Ser. B 60 (1994) 736e743.